@IncH
Iya gan, kami tahu. Masalahnya yang namanya mistranslasi itu bukan karena kami tidak berniat untuk 95% akurat. Karena memang interpretasi yang kami dapat dari kalimatnya seperti itu.
Lalu masalah sekedar dan sekadar itu maklumilah, masih satu kata, itu pun karena dialek aku sering dengar sekedar bukannya sekadar. Mungkin kalau ada kata lain yang tidak menyentuh PUEBI, bisa jadi memang disengaja karena dialeknya kami coba sesuaikan dengan tokohnya (mungkin bisa tepat sasaran atau meleset tapi namanya juga sudah usaha). Kami yang tercepat bukan berarti tidak ngecek lagi, selalu dicek, tetapi kalau memang tetap ada kesalahan berarti kami memang perlu belajar lebih banyak lagi dan siap untuk melakukan itu.
Bisa dibantu dengan menunjuk beberapa bagian kalimat yang dirasa mengganjal, terus sambil dipadukan dengan versi bahasa Jepangnya (kalau bisa), kalau tidak bisa bahasa Jepang mungkin bisa bantu jadi proofreader kami kedepannya untuk membenahi kalimat yang kurang efektif ataupun tidak sesuai penokohan.
Thanks